TREND, Sebuah Ancaman atau Peluang?
Seperti kita tahu, terjadi euforia besar-besaran di dunia bisnis terutama di bidang agribisnis. Begitu banyak orang berpindah dari core bisnis sebelumnya ke agribisnis. Agribisnis yang tadinya dipandang sebelah mata menjadi lahan yang empuk untuk investasi.
Begitu banyak produk agribisnis menjadi trend di masyarakat akhir-akhir ini. Lihat saja bagaimana orang beramai-ramai mengusahakan cacing karena tergiur pesan bahwa terbuka pasar ekspor untuk cacing. Tetapi pada kenyataannya tidak ada serapan untuk pasar cacing selain untuk pakan ikan dan umpan memancing. Kasus yang lain adalah bagaimana orang tergiur tawaran mengusahakan ikan lou han karena tertarik isu bahwa "ikan bertato" ini membawa rejeki pada pemiliknya. Sehingga tidak jarang orang mulai memandang berjam-jam bentuk marking di tubuh ikan ini untuk mengetahui apakah berbentuk huruf dan bisa dibaca, dengan harapan jika dapat dibaca pasti laku mahal. Akhirnya marking yang tidak jelas pun dianggap jelas oleh pemiliknya dan mulai diartikan dengan kata tertentu. Euforia terakhir adalah kasus anthurium. Sebuah tanaman dengan daun lebar dan besar ini dibandrol ratusan juta bahkan terkadang seharga sebuah rumah dan mobil.
Trend yang semacam ini merupakan peluang untuk masuknya berbagai macam lini bisnis. Mulai dari on farm nya hingga ke marketingnya. Banyak orang menuai hasil dari produk yang mereka usahakan. Bahkan banyak orang yang tidak memiliki pun bisa menuai hasil. dengan bermodalkan handphone berkamera, banyak orang berkeliaran mencari produk, memotretnya dan kemudian menawarkan kepada pembeli. Tentu saja dengan memperoleh bagian dari hasil penjualan. Begitu menggiurkannya agribisnis hingga orang berpindah dari usaha lamanya. Begitu banyak middle man tanah atau mobil (yang kita kenal sebagai makelar) berpindah untuk menawarkan produk agribisnis.
Daya tarik trend yang luar biasa ini mengubah dunia bisnis di negeri ini. Tetapi sayang, banyak juga yang jatuh karena trend ini. Banyak orang berinvestasi di dunia cacing dan lobster air tawar, namun pada kenyataannya harganya "terjun bebas" karena tidak ada end user-nya. Bagaimana di bidang tanaman? Tidak banyak pula orang telah menginvestasikan uangnya di dunia tanaman, tetapi setelah dibeli dengan harga mahal ternyata di kemudian hari harganya mulai menurun dan akhirnya hanya menjadi pajangan di rumah.
Dari semua kenyataan ini, apakah tren itu sebuah peluang? atau ancaman?
Jawabannya tergantung dari sisi mana saudara melihat. Dengan berpikir positif, apapun trend itu sebenarnya semua bisa menjadi peluang, tapi harus diingat satu hal :
"being trend setter not the follower" maka trend akan menghasilkan banyak uang bagi saudara.
Anda boleh memilih dimana posisi Saudara.
seorang trend setter akan memiliki keuntungan paling besar dalam sebuah trend dibandingkan dengan pengikut trend. Walau bukan berarti pengikut trend tidak menguntungkan, tetapi jika dibandingkan dengan para trend setter akan sangat jauh berbeda.
Lalu bagaimana jika Saudara memilih berada di luar trend? Apakah merugikan? Tidak juga.
bukankah tidak semua orang mencari barang yang ada dalam trend? Bukankah ada pasar yang justru terbuka di luar trend? Tidak ada yang tidak menguntungkan di dunia bisnis, jika saudara berada di tempat dan posisi yang tepat dengan waktu yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar